Karya khalled setelah novel larisnya
yang difilmkan “The Kite Runner”. Novel ini masih berlatar belakang Afghanistan
dengan konflik yang terjadi di sana. Dengan tokoh utama dua orang wanita, yaitu
Laila dan Mariam. Penulis menggunakan sudut pandang dua orang tokoh utama dalam
buku ini. Di bagian pertama penulis sepenuhnya menggunakan sudut pandang
mariam, dan bagian pertama ini memang hanya menceritakan tentang kehidupan
mariam dari kecil hingga menikah. Pada bagian kedua, penulis menggunakan sudut
pandang Laila. Sedang bagian tiga dan empat, penulis menggunakan sudut pandang
mariam dan laila secara bergantian. Kekuatan karakter tokoh
yang diciptakan penulis membuat novel ini lebih dapat menyentuh pembaca tentang
segala hal yang terjadi terhadap tokoh.
Alur maju membuat novel ini enak untuk
dibaca. Runtutan latar belakang konflik afghanistan ( perang antara mujahidin
afghanistan dengan uni soviet dilanjutkan dengan konflik intern kaum mujahidin,
taliban menguasai, hingga akhirnya perdamainan datang )menjadi cerita yang padu
dengan kisah hidup kedua tokoh.
Novel ini tidak hanya menceritakan
kehidupan tokoh yang menyayat dengan konflik keluarganya, namun pembaca diajak
untuk berimajinasi dan ikut merasakan kepedihan akibat perang yang seolah tidak
berujung di afghanistan.
Mengutip kata-kata hakim di novel ini “
Saya tidak takut harus meninggalkan kehidupan yang juga sudah ditinggalkan
putra saya lima tahun yang lalu. Kehidupan yang memaksa kita menanggung derita
demi derita, bahkan lama setelah kita tak mampu menanggungnya lagi. Tidak, saya
yakin, saya akan menerima ajal saya dengan senang ketika saat itu tiba. Yang
membuat saya risau, Hamshira, adalah hari ketika tuhan memanggil saya
kehadapan-Nya dan bertanya, mengapa kau tidak melakukan apa yang Kuperintahkan,
mullah?mengapa kau tidak mematuhi hukum-hukum-Ku? ( A Thousand Splendid Suns
). Kalimat di atas salah satu kalimat yang dapat membuat pembaca merenung dan
mengevaluasi diri dari segala hal yang telah dilakukan. Bagian yang bagi saya
cukup menyentuh adalah ketika membaca surat dari Jalil yang merupakan ayah
mariyam, disitu dijelaskan betapa hal yang sudah terjadi tidak dapat diubah
lagi.
Novel ini mengajarkan kebenaran,
ketegaran, serta kesabaran dalam menghadapi segala permasalahan yang ada di
hidup manusia. Bahwa dengan kekuatan diri dan keyakinan akan selalu ada jalan
dariNya dapat mengantarkan kita kepada sesuatu yang kita butuhkan.[imm]
*lagi, menemukan
resensi lama. Semoga masih bermanfaat
Silahkan Download GRATIS Link Download
Tidak ada komentar:
Posting Komentar