BREAKING

Minggu, 21 April 2013

Novel A Thousand Splendid Suns

Karya khalled setelah novel larisnya yang difilmkan “The Kite Runner”. Novel ini masih berlatar belakang Afghanistan dengan konflik yang terjadi di sana. Dengan tokoh utama dua orang wanita, yaitu Laila dan Mariam. Penulis menggunakan sudut pandang dua orang tokoh utama dalam buku ini. Di bagian pertama penulis sepenuhnya menggunakan sudut pandang mariam, dan bagian pertama ini memang hanya menceritakan tentang kehidupan mariam dari kecil hingga menikah. Pada bagian kedua, penulis menggunakan sudut pandang Laila. Sedang bagian tiga dan empat, penulis menggunakan sudut pandang mariam dan laila secara bergantian. Kekuatan karakter tokoh yang diciptakan penulis membuat novel ini lebih dapat menyentuh pembaca tentang segala hal yang terjadi terhadap tokoh.

Alur maju membuat novel ini enak untuk dibaca. Runtutan latar belakang konflik afghanistan ( perang antara mujahidin afghanistan dengan uni soviet dilanjutkan dengan konflik intern kaum mujahidin, taliban menguasai, hingga akhirnya perdamainan datang )menjadi cerita yang padu dengan kisah hidup kedua tokoh.
Novel ini tidak hanya menceritakan kehidupan tokoh yang menyayat dengan konflik keluarganya, namun pembaca diajak untuk berimajinasi dan ikut merasakan kepedihan akibat perang yang seolah tidak berujung di afghanistan.
Mengutip kata-kata hakim di novel ini “ Saya tidak takut harus meninggalkan kehidupan yang juga sudah ditinggalkan putra saya lima tahun yang lalu. Kehidupan yang memaksa kita menanggung derita demi derita, bahkan lama setelah kita tak mampu menanggungnya lagi. Tidak, saya yakin, saya akan menerima ajal saya dengan senang ketika saat itu tiba. Yang membuat saya risau, Hamshira, adalah hari ketika tuhan memanggil saya kehadapan-Nya dan bertanya, mengapa kau tidak melakukan apa yang Kuperintahkan, mullah?mengapa kau tidak mematuhi hukum-hukum-Ku? ( A Thousand Splendid Suns ). Kalimat di atas salah satu kalimat yang dapat membuat pembaca merenung dan mengevaluasi diri dari segala hal yang telah dilakukan. Bagian yang bagi saya cukup menyentuh adalah ketika membaca surat dari Jalil yang merupakan ayah mariyam, disitu dijelaskan betapa hal yang sudah terjadi tidak dapat diubah lagi.
Novel ini mengajarkan kebenaran, ketegaran, serta kesabaran dalam menghadapi segala permasalahan yang ada di hidup manusia. Bahwa dengan kekuatan diri dan keyakinan akan selalu ada jalan dariNya dapat mengantarkan kita kepada sesuatu yang kita butuhkan.[imm]
*lagi, menemukan resensi lama. Semoga masih bermanfaat

Silahkan Download GRATIS Link Download


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Official Site | Siti Rohmi
Design by FBTemplates | emThemes
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube